Guitar

Kata-kata Bijak

Sabtu, 14 Januari 2012

Kehilangan Sahabat Terbaik


Pernahkan kalian merasakan jika kehilangan sahabat terbaik kalian ? pasti sakit rasanya dan sulit untuk melupakannya dan itu terjadi pada saya…..

            Saya adalah berasal dari keluarga yang sederhana begitu juga dengan sahabat saya.  Nama sahabat saya adalah Roni Indratama dan dengan “RON” ku memanggilnya. Kami sudah hampir 10 tahun menjadi sahabat. Dari bermain, candatawa, dan semua permasalahan kita lalui bersama. Ia selalu ada saat saya senang maupun sedih, begitu juga dengan saya.
            Kebetulan kami bersekolah di sekolah yang sama tingkat menengah pertama. Di sekolah dia orang yang pintar dan berpikiran kritis. Ia selalu membantu saya dalam memecahkan berbagai masalah yang sedang menimpa diriku. Dan ia juga selalu mendukung saya dimanapun dan kapanpun. Ketika nilai saya anjlok, ia selalu membuat saya bangkit kembali. Dan Ron juga orang yang lucu dan murah senyum. Itu semua yang menjadikan ia menjadi sahabat terbaik saya.
            Suatu hari, tepatnya hari senin biasanya dilaksanakan upacara bendera, dan ketika itu saya tidak membawa topi, sedangkan rumah saya jauh dari sekolah. Saya sangat takut sekali. Kemudian Roni pun datang dan berkata
            “ Ada apa Kev, kok kaya ketakutan gitu… “,
            “iya nih, saya tidak bawa topi Ron…. Saya takut sekali “ sahutku dengan berkeringat.
            Lalu ia pun berkata dengan wajah berseri,“ selowww…. Ini aku pinjamkan topiku untukmu”,
            “ Benarkah ? Nanti kamu pake apa ?” sahutku kembali dengan wajah bimbang.
            “ Ia.. beneran… suer… sekali sekali gapapa kan dihukum,hehe…” jawabnya sambil tertawa.
Roni sangat baik sekali kepada saya, ia rela dihukum demi melihat saya senang. Dan saya baru belajar pada hari tu bahwa “ Seorang sahabat pasti selalu ada saat kita membutuhkannya
            Saat di rumah, ia selalu menyahut saya untuk bermain bersama di luar, karena hobi kita sama yaitu bermain bola, jadi kita selalu melakukannya jika waktu luang. Ketika ada pekerjaan rumah juga kami selalu mengerjakannya bersama-sama. Kami saling mengajari jika ada PR yang tidak dimengerti. Roni juga sangat sangat baik kepada saya, ia selalu mentraktir saya jika saya kehabisan uang. Mungkin Roni adalah salah satu kado terindah yang diberikan Tuhan kepada saya.
            Hari demi hari kami lalui bersama seperti biasa, dan suatu ketika ada yang janggal dari Roni saat hari ulang tahunnya. Ia keliahatannya sedih, lalu saya menyampirinya, “ Selamat Ulang Tahun yaa… Ron, kok mukamu sedih sih, ada apa ?”, “ ga kok, ga ada apa-apa”, jawabnya sambil merubah mukanya menjadi tersenyum. Ia tidak mau mengatakan masalahnya kepada saya dan itu yang pertama kali ia menyembunyikan masalahnya dari saya. Dan beberapa saat kemudian, ibunya datang dengan wajah yang menahan kesedihan untuk menjemput Roni. Saya pun menjadi sangat heran, lalu saya mencari tahu apa yang telah terjadi ke guru piket. Ternyata sebelum saya berbincang dengannya, ia sudah mendapat telfon dari ibunya yang sedang berada di rumah sakit bahwa ayahnya sudah berpulang ke Yang Maha Kuasa. Jantung saya pun serasa tba-tiba berhenti ketika mendengar kabar tidak mengenakkan itu.
            Selepas pulang sekolah, saya bergegas pulang ke rumah untuk menemui Roni. Sesampainya di rumah, saya melihat ramai orang yang memakai pakaian gelap mengerumuni rumah sahabatku. Sebuah keranda pun sudah siap untuk mengantarkan ayahnya ke peristirahan terakhir. Saya langsung menghampiri Roni dan berkata,
            “Jangan sedih kawan, mungkin ini takdir dari yang diatas”,
            “Iya aku tau, tetapi kenapa ga aku aja yang diambil bukan ayahku” sahutnya dengan perasaan kecewa,
             “Setiap orang itu akan berpulang, tetapi takdir yang menentukan.” sahutku kembali sambil membujuknya.
            Semenjak kematian ayahnya, Roni menjadi anak yang pendiam, ia jarang bertegur sapa lagi dengan teman- temannya maupun dengan saya, sahabatnya sendiri. Dan setiap pulang sekolah ia hanya mengunjungi kuburan ayahnya dan selalu berdoa. Saya pernah ikut dengannya untuk menemani ia untuk berziarah ke makam ayahnya. Dan taukah apa yang dikatakannya….?? Ia mengatakan “Aku ingin ikut bersama ayah, berkumpul dengan ayah di surga. Tunggu aku ya yah..” katanya sambil menitihkan air mata.
            Belakangan ini sifat Roni berubah 180˚ dari biasanya, ia berubah menjadi pendiam dan jarang tersenyum. Ia juga sekarang suka mendengarkan lagu. Tetapi lagu yang didengarnya bukanlah lagu-lagu yang sedang populer, tetapi lagu tentang kematian. Seperti lagu Dream Theater yang berjudul Spirit Carries On yang berlirik seperti berikut.
If I die tomorrow

I'd be all right

Because I believe

That after we're gone

The spirit carries on
Ia juga pernah mengatakan kepadaku ia tidak takut akan kematian yang akan menimpa dirinya kapanpun. Lalu saya teringat dengan lirik lagu selanjutnya yaitu :


I used to be frightened of dying

I used to think death was the end

But that was before

I'm not scared anymore

I know that my soul will transcend
 1 minggu belakangan ini Roni tak masuk sekolah karena ia sakit. Lalu saya pun menjenguk ke rumahnya dan membawa beberapa buah-buahan untuknya. Sesampainya saya dirumahnya, ibunya langsung menyambut saya dengan senyum. Kemudian saya masuk ke kamar Roni dan saya lihat dia hanya menghayal saja. Lalu saya berkata kepadanya,
“ Ron, gimana keadaanmu ? Sudah membaikkah ?
” Sudah kok” jawabnya dengan wajah berseri.
Beberapa hari selanjutnya, Roni pun belum masuk juga. Lalu saya berniat untuk menjenguk ia kembali. Ketika saya pulang ke rumah, ternyata di depan rumahnya sudah dikerumuni banyak orang sama keadaanya dengan kematian ayahnya Roni. Aku pun sangat heran sekali dengan keadaan tersebut. Lalu aku pun menghampiri rumahnya dengan darah serasa berhenti mengalir. Sesaat saya sampai ke dalam rumahnya, mata saya pun tak berhenti untuk menegeluarkan airnya. Saya melihat sahabat terbaik saya yang selalu ada untuk saya dan selalu pengertian kepada saya telah terkujur lemah di dalam peti. Ternyata benar yang dilakukannya selama ini sebagai tanda untuk dia berpulang. Dan sebelum berpulang juga, ia mengatakan kepada ibunya untuk dikuburkan disamping ayahnya yang ia kasihi itu. Lalu aku pun hanya dapat berdoa, “ Yaa... Tuhan, terima kasih atas semua yang kauberikan ini, ia adalah ciptaan-Mu yang paling berharga di mataku Tuhan dan berilah keluarganya ketabahan ya Tuhan… AMIN.”
Ada pertemuan pasti diakhiri dengan perpisahan, begitu juga dengan persahabatan saya. Satu kalimat yang saya bisa ucapkan “ Selamat jalan kawan, mungkin jiwamu sudah tidak ada di sini lagi, tetapi kenangan kita tak akan terhapus dalam benakku sampai akhir hayatku”     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar